Sabtu, 06 September 2025

Kenaikan Harga Minyak Dipengaruhi Geopolitik Rusia Ukraina

Kenaikan Harga Minyak Dipengaruhi Geopolitik Rusia Ukraina
Kenaikan Harga Minyak Dipengaruhi Geopolitik Rusia Ukraina

JAKARTA - Pasar energi global mencatat lonjakan harga minyak mentah hampir USD 1 per barel pada akhir perdagangan Kamis, 22 Agustus 2025, waktu AS. Lonjakan ini muncul di tengah ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, yang memicu ketidakpastian proses perdamaian, serta tanda-tanda permintaan minyak yang tetap kuat di Amerika Serikat sebagai konsumen utama dunia.

Harga Minyak Brent dan WTI Naik

Mengutip data perdagangan Jumat, 23 Agustus 2025, minyak mentah Brent meningkat 83 sen atau 1,2 persen menjadi USD 67,67 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) naik 81 sen atau 1,3 persen menjadi USD 63,52 per barel. Kedua kontrak ini mencatat kenaikan lebih dari 1 persen pada sesi sebelumnya, menunjukkan respons pasar terhadap ketegangan geopolitik dan laporan persediaan minyak.

Baca Juga

Lonjakan BBM Non Subsidi Bikin Stok SPBU Swasta Menipis

Serangan udara Rusia di dekat perbatasan Ukraina dengan Uni Eropa, disertai klaim Ukraina yang menarget kilang minyak Rusia, mendorong sebagian premi risiko geopolitik kembali ke pasar. Menurut Ritterbusch and Associates, fenomena ini menjadi faktor utama penguatan harga minyak setelah dua pekan aksi jual akibat optimisme negosiasi diplomatik yang sempat muncul.

Selain faktor geopolitik, permintaan minyak AS yang tetap tinggi terlihat dari penurunan persediaan minyak mentah minggu sebelumnya yang lebih besar dari perkiraan. Kondisi ini menjadi sinyal kuat bahwa pasar global tetap ketat, sehingga mendorong harga untuk naik.

Komoditas Energi Lainnya: CPO, Batu Bara, Nikel, dan Timah

Tidak hanya minyak mentah, beberapa komoditas energi lain juga mengalami pergerakan signifikan. Harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) untuk kontrak September 2025 meningkat 1,50 persen menjadi MYR 4.457 per ton, menunjukkan adanya tekanan permintaan yang stabil.

Sebaliknya, harga batu bara menurun. Batu bara berjangka Newcastle tercatat turun menjadi USD 111 per ton pada pertengahan Agustus 2025, terendah dalam tiga minggu terakhir. Penurunan ini disebabkan pasar menilai pembatasan pasokan dari China tidak sebesar yang diperkirakan, sementara data produksi menunjukkan peningkatan 3,6 persen dari bulan sebelumnya pada Juni 2025. Rencana peningkatan produksi global sebesar 1,5 persen hingga 4,82 miliar ton pada 2025 menambah tekanan turun harga.

Di pasar logam, nikel di London Metal Exchange (LME) turun 0,53 persen menjadi USD 14.929 per ton, sedangkan timah juga melemah 0,68 persen menjadi USD 33.420 per ton. Penurunan ini menyoroti dinamika global yang memengaruhi berbagai komoditas, tidak hanya minyak, meskipun geopolitik Rusia-Ukraina tetap menjadi fokus utama pasar energi.

Analisis dan Prediksi Pasar

Lonjakan harga minyak mentah kali ini memperlihatkan bagaimana risiko geopolitik secara langsung berdampak pada pasar energi. Ketidakpastian jalannya negosiasi Rusia-Ukraina mendorong pedagang untuk mengantisipasi potensi gangguan pasokan. Kombinasi ini dengan laporan persediaan minyak yang menurun di AS membuat harga Brent dan WTI naik hampir USD 1 per barel.

Pasar juga memperhatikan tren konsumsi global, khususnya di Amerika Serikat, sebagai penggerak permintaan minyak. Meski ada risiko penurunan sementara akibat fluktuasi politik atau ekonomi, data persediaan menunjukkan kebutuhan energi tetap tinggi, sehingga memberikan dukungan pada harga.

Sementara itu, komoditas lain seperti CPO mencatat kenaikan tipis, sementara batu bara dan logam seperti nikel dan timah mengalami koreksi harga. Kondisi ini memperlihatkan bagaimana faktor-faktor makro, termasuk produksi, permintaan, dan kebijakan pemerintah produsen, ikut membentuk dinamika harga di pasar global.

Kenaikan harga minyak hampir USD 1 per barel pada Kamis, 22 Agustus 2025, dipicu oleh ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina dan indikator permintaan kuat di AS. Sementara itu, komoditas lain menunjukkan pergerakan yang beragam: CPO naik, batu bara turun, dan logam mengalami koreksi harga. Pergerakan ini menekankan pentingnya pengamatan terus-menerus terhadap faktor geopolitik, permintaan, dan produksi global untuk memahami arah harga energi dan komoditas terkait.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tarif Listrik PLN Awal September 2025 Tidak Berubah

Tarif Listrik PLN Awal September 2025 Tidak Berubah

PLN Genjot Panas Bumi untuk Perkuat Transisi Energi Nasional

PLN Genjot Panas Bumi untuk Perkuat Transisi Energi Nasional

Produksi Minyak Mentah Malaysia Mulai Pulih Kuartal Kedua 2025

Produksi Minyak Mentah Malaysia Mulai Pulih Kuartal Kedua 2025

KAI Perkuat Layanan Logistik Retail dengan Pertumbuhan Positif

KAI Perkuat Layanan Logistik Retail dengan Pertumbuhan Positif

Rumah Murah Gresik Jadi Incaran karena Lokasi Strategis

Rumah Murah Gresik Jadi Incaran karena Lokasi Strategis