Sabtu, 06 September 2025

Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg Bikin Warga Bali Kesulitan

Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg Bikin Warga Bali Kesulitan
Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg Bikin Warga Bali Kesulitan

JAKARTA - Sejumlah warga di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, menghadapi kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji subsidi 3 kilogram, atau yang populer disebut “elpiji melon”. Kondisi ini membuat aktivitas rumah tangga terganggu karena warga harus menghabiskan waktu berkeliling ke berbagai warung pengecer maupun pangkalan untuk membeli tabung gas.

Yuyun Kanti, seorang ibu rumah tangga di Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, mengaku bahwa ia sudah seminggu terakhir kesulitan memperoleh elpiji 3 kilogram. "Memang agak sulit beberapa hari ini. Saya sudah putar-putar keliling ke warung pengecer belum dapat," ujarnya. Ia bahkan terpaksa mencari di pangkalan yang berada di luar kecamatan. "Sekarang ada gas elpiji datang tapi tidak sampai sejam habis," tambahnya.

Kelangkaan ini bukan hanya terjadi di Tabanan, tetapi juga di beberapa wilayah lain di Bali, termasuk Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Karangasem. Masyarakat melaporkan bahwa meski pasokan datang, tabung gas cepat habis karena jumlah yang terbatas dan tingginya permintaan.

Baca Juga

Lonjakan BBM Non Subsidi Bikin Stok SPBU Swasta Menipis

Pertamina Akui Kelangkaan dan Gelar Pasar Murah

Menanggapi keluhan warga, Pertamina melalui Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menyatakan bahwa kelangkaan elpiji 3 kilogram memang terjadi di beberapa daerah Bali sejak awal Agustus 2025. Hal ini menjadi perhatian serius karena gas subsidi merupakan kebutuhan dasar bagi rumah tangga.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Pertamina menggelar pasar murah elpiji 3 kilogram. Program ini bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk menyalurkan gas langsung ke masyarakat, sehingga diharapkan dapat mencegah oknum pengecer memborong tabung untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi.

Dalam mekanisme pasar murah, masyarakat dapat membeli satu tabung elpiji 3 kilogram sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 18.000 per tabung. Penyaluran dilakukan dengan menggunakan nomor induk kependudukan (NIK) sebagai validasi, sehingga satu orang hanya bisa membeli satu tabung. Langkah ini diharapkan membantu penyaluran lebih merata dan mencegah kelangkaan di pangkalan.

Dampak Kelangkaan terhadap Kehidupan Sehari-hari

Kelangkaan elpiji 3 kilogram memengaruhi berbagai aspek kehidupan rumah tangga. Gas subsidi ini biasanya digunakan untuk memasak sehari-hari, mulai dari menyiapkan sarapan hingga makan malam. Ketika tabung sulit diperoleh, warga terpaksa mengatur ulang jadwal memasak, membeli alternatif gas non-subsidi dengan harga lebih tinggi, atau menunda beberapa kegiatan dapur.

Selain itu, kelangkaan ini juga berdampak pada ekonomi lokal. Warung, pedagang kecil, dan penjual makanan rumah tangga harus menyesuaikan harga jual mereka karena biaya operasional meningkat akibat sulitnya memperoleh bahan bakar. Bahkan beberapa warung terpaksa mengurangi jam operasional atau stok makanan karena keterbatasan elpiji.

Upaya Pemerintah dan Pertamina untuk Menjaga Ketersediaan

Pertamina dan pemerintah daerah aktif melakukan pemantauan pasokan elpiji 3 kilogram. Pasar murah menjadi salah satu solusi jangka pendek untuk menstabilkan ketersediaan dan harga. Selain itu, pengawasan di pangkalan dan pengecer juga diperketat untuk memastikan tabung tidak disalahgunakan.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk membeli elpiji sesuai kebutuhan dan tidak menimbun tabung, agar distribusi lebih adil. Edukasi ini juga bertujuan agar warga memahami pentingnya pola distribusi yang merata, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah padat penduduk atau jauh dari pangkalan utama.

Kelangkaan elpiji 3 kilogram di Bali, terutama di Tabanan, membuat warga harus berkeliling untuk mendapatkan tabung gas yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari. Pasokan yang cepat habis memicu keresahan, terutama bagi ibu rumah tangga yang mengandalkan elpiji untuk memasak.

Pertamina mengakui kelangkaan ini dan menanggapi dengan menggelar pasar murah elpiji 3 kilogram, bekerja sama dengan pemerintah daerah, dengan harga sesuai HET Rp 18.000 per tabung. Mekanisme pembelian menggunakan NIK bertujuan menyalurkan gas secara merata dan mencegah penimbunan.

Langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan elpiji dengan harga wajar dan memastikan kebutuhan rumah tangga tetap terpenuhi. Sementara itu, warga diimbau untuk membeli sesuai kebutuhan dan memanfaatkan pasar murah yang diselenggarakan oleh Pertamina agar pasokan lebih adil dan merata di seluruh wilayah Bali.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tarif Listrik PLN Awal September 2025 Tidak Berubah

Tarif Listrik PLN Awal September 2025 Tidak Berubah

PLN Genjot Panas Bumi untuk Perkuat Transisi Energi Nasional

PLN Genjot Panas Bumi untuk Perkuat Transisi Energi Nasional

Produksi Minyak Mentah Malaysia Mulai Pulih Kuartal Kedua 2025

Produksi Minyak Mentah Malaysia Mulai Pulih Kuartal Kedua 2025

KAI Perkuat Layanan Logistik Retail dengan Pertumbuhan Positif

KAI Perkuat Layanan Logistik Retail dengan Pertumbuhan Positif

Rumah Murah Gresik Jadi Incaran karena Lokasi Strategis

Rumah Murah Gresik Jadi Incaran karena Lokasi Strategis