Minggu, 07 September 2025

Subsidi BBM Akan Dihapus pada 2027: Fokus Baru pada Penerima BLT

Subsidi BBM Akan Dihapus pada 2027: Fokus Baru pada Penerima BLT
Subsidi BBM Akan Dihapus pada 2027: Fokus Baru pada Penerima BLT

JAKARTA - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, baru saja mengumumkan rencana pemerintah untuk menghapus subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2027. Dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi anggaran negara dan mendistribusikan subsidi dengan lebih tepat sasaran, pemerintah akan mengubah skema paling lama dalam waktu dua tahun ke depan.

Dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook di Soehanna Hall, Jakarta Selatan, Luhut memaparkan bahwa subsidi akan bergeser dari berbasis barang menuju berbasis penerima manfaat, seperti yang diterapkan dalam program Bantuan Langsung Tunai (BLT). "Mungkin dalam waktu dua tahun kita bisa menuju ke satu harga, tidak ada lagi subsidi untuk barang seperti BBM Solar atau apa pun. Subsidi akan diberikan untuk orang-orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi," ungkap Luhut, sebagaimana dikutip dari detikFinance.

Presiden Prabowo Sudah Diberitahu

Luhut mengungkapkan bahwa keputusan besar ini sudah disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, dengan perubahan ini, diharapkan pemerintah dapat menghemat anggaran negara hingga mencapai triliunan rupiah. "Jadi menurut saya itu lah yang terbaik sehingga kita bisa menghemat miliaran dolar lagi," katanya optimis.

Sejalan dengan itu, Luhut juga menambahkan bahwa teknologi akan memainkan peran penting dalam pengawasan distribusi subsidi energi di masa depan.

"Kami punya teknologi sekarang. AI itu sangat bagus sehingga Pertamina bisa mengidentifikasi apakah mobil dengan nomor ini memenuhi syarat untuk menerima jenis bensin ini, kendaraan ini memenuhi syarat, yang ini tidak memenuhi syarat, atau semacamnya. Saya rasa ini akan berhasil," paparnya.

Status Skema Baru Subsidi BBM

Belum lama ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa skema baru subsidi BBM masih dalam tahap finalisasi dan sudah hampir rampung. "Skema BBM lagi belum selesai, masih 1% lagi," ujarnya singkat kepada wartawan di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.

Salah satu skema yang berpotensi diterapkan adalah BLT. Meski demikian, Bahlil belum dapat memberikan keterangan lebih rinci mengenai hal ini karena keputusan akhir masih menunggu dari Presiden Prabowo. "Salah satu yang berpotensi untuk formulasinya seperti itu (BLT). Tapi jangan dulu saya umumkan sekarang, yang berhak mengumumkan itu tunggu keputusan dari Bapak Presiden," katanya lagi.

Manfaat dan Tantangan di Masa Transisi

Perubahan model subsidi seperti ini tentu saja datang dengan manfaat dan tantangan tersendiri. Manfaatnya, subsidi yang berbasis kepada penerima manfaat diharapkan dapat lebih tepat sasaran. Mereka yang benar-benar memerlukan bantuan akan dapat merasakan dampak positif secara langsung.

Namun, tantangan yang mungkin dihadapi adalah bagaimana pemerintah dapat memastikan bahwa penerima manfaat benar-benar mereka yang berada dalam kategori miskin atau rentan. Teknologi, sebagaimana diungkapkan oleh Luhut, diharapkan dapat membantu mengatasi tantangan ini dengan memberikan pengawasan yang lebih ketat dan cermat.

Selanjutnya, langkah ini juga merupakan tantangan besar bagi Pertamina dan badan otoritas terkait lainnya untuk melakukan pengawasan dan implementasi kebijakan baru ini agar berjalan lancar tanpa adanya penyalahgunaan.

Melangkah Menuju Efisiensi dan Ketepatan Sasaran

Pemerintah Indonesia tampaknya semakin serius dalam melakukan reformasi kebijakan subsidi dengan harapan dapat menciptakan ketepatan sasaran sekaligus efisiensi dalam alokasi anggaran negara. Perubahan ini bukan hanya diperlukan, tetapi juga menjadi langkah maju dalam menghadirkan kebijakan ekonomi yang berfokus kepada masyarakat luas.

Di penghujung pertemuannya, Luhut menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara-cara yang lebih modern dan tepat sasaran. Dengan adanya teknologi dan manajemen yang lebih baik, diharapkan masa depan penerapan subsidi akan lebih berdaya guna dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat yang membutuhkan.

Dalam arsitektur baru ini, pelajaran dari banyak negara yang telah sukses dengan model subsidi serupa dapat menjadi referensi penting bagi Indonesia untuk memperbaiki dan menyempurnakan kebijakan ini sehingga dapat mengoptimalkan kesejahteraan rakyat serta meningkatkan stabilitas ekonomi nasional.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tarif Listrik PLN Awal September 2025 Tidak Berubah

Tarif Listrik PLN Awal September 2025 Tidak Berubah

PLN Genjot Panas Bumi untuk Perkuat Transisi Energi Nasional

PLN Genjot Panas Bumi untuk Perkuat Transisi Energi Nasional

Produksi Minyak Mentah Malaysia Mulai Pulih Kuartal Kedua 2025

Produksi Minyak Mentah Malaysia Mulai Pulih Kuartal Kedua 2025

KAI Perkuat Layanan Logistik Retail dengan Pertumbuhan Positif

KAI Perkuat Layanan Logistik Retail dengan Pertumbuhan Positif

Rumah Murah Gresik Jadi Incaran karena Lokasi Strategis

Rumah Murah Gresik Jadi Incaran karena Lokasi Strategis