Bahlil Tegaskan Kampus Hanya sebagai Penerima Manfaat, Bukan Pengelola Pertambangan

Selasa, 18 Februari 2025 | 08:30:23 WIB
Bahlil Tegaskan Kampus Hanya sebagai Penerima Manfaat, Bukan Pengelola Pertambangan

JAKARTA — Pemerintah menegaskan bahwa peran universitas dalam sektor pertambangan di Indonesia adalah sebagai penerima manfaat, bukan sebagai pengelola. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dalam sebuah acara diskusi yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat, 20 Oktober.

Bahlil mengklarifikasi posisi kampus dalam pengembangan industri pertambangan, menjawab spekulasi dan kesalahpahaman yang berkembang belakangan ini terkait keterlibatan institusi pendidikan tinggi dalam pengelolaan sektor strategis tersebut. "Kampus memiliki peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan penelitian. Namun, untuk pengelolaan industri pertambangan, itu adalah domain perusahaan dengan kompetensi dan izin yang sesuai," tegas Bahlil.

Kampus sebagai Inkubator Inovasi

Bahlil juga menyoroti peran kampus sebagai inkubator inovasi yang penting bagi industri pertambangan. Menurutnya, perguruan tinggi diharapkan dapat menciptakan teknologi dan penemuan baru yang dapat diimplementasikan oleh para pelaku usaha di bidang tersebut. "Kita butuh kontribusi dari akademisi untuk menemukan teknologi yang ramah lingkungan dan efisien, tetapi pengelolaan operasionalnya tetap menjadi kewenangan sektor usaha," lanjut Bahlil.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara kampus dan pelaku industri untuk memajukan sektor pertambangan nasional. "Kerjasama ini penting untuk memastikan bahwa temuan akademis dapat diimplementasikan langsung dan memberikan dampak positif bagi industri dan lingkungan," ujarnya.

Penguatan Kompetensi Sumber Daya Manusia

Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan tentang urgensi penguatan kompetensi sumber daya manusia di bidang pertambangan. Menurutnya, kampus harus fokus pada pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri, agar lulusan dapat langsung berkontribusi secara efektif. "Pendidikan tinggi harus menyesuaikan diri dengan revolusi industri dan perkembangan teknologi di sektor pertambangan," tambah Bahlil.

Pemerintah, kata Bahlil, berkomitmen untuk mendukung perguruan tinggi melalui kebijakan dan program peningkatan kapasitas sumber daya manusia. "Kami siap berkolaborasi dengan universitas untuk menyediakan program pelatihan dan sertifikasi yang dibutuhkan oleh industri," ungkapnya.

Tantangan dan Prospek Industri Pertambangan

Dalam diskusi tersebut, Bahlil juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi industri pertambangan di Indonesia. Salah satu isu yang disorot adalah perlunya transformasi menuju praktik pertambangan yang lebih berkelanjutan. "Industri ini harus beradaptasi dengan tuntutan untuk mendorong keberlanjutan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan," jelas Bahlil.

Ia juga menyampaikan prospek positif pertumbuhan sektor pertambangan di Indonesia, terutama dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah yang pro-investasi dan pembangunan infrastruktur. "Indonesia memiliki potensi besar, kita harus memastikan bahwa ini dikelola dengan baik demi kepentingan bangsa," tukasnya.

Reaksi Akademisi

Menanggapi pernyataan Bahlil, beberapa akademisi mengungkapkan dukungan dan harapan mereka terhadap kerjasama pemerintah, industri, dan perguruan tinggi. Dr. Siti Nuriah, seorang pakar pertambangan dari Universitas Indonesia, mengatakan, "Kolaborasi ini memberikan peluang besar bagi kampus untuk melakukan penelitian yang aplikatif dan berdampak nyata. Kami siap mengambil peran dalam membantu industri menuju transformasi yang lebih baik."

Akademisi lainnya, Prof. Ahmad Sudirman, menilai bahwa kerjasama ini akan membuka jalan bagi lebih banyak inovasi yang berlandaskan pada kebutuhan nyata industri. "Kampus dapat menjadi jembatan untuk menghadirkan solusi konkret bagi tantangan yang dihadapi sektor pertambangan," katanya.

Bahlil menegaskan bahwa sinergi antara pendidikan tinggi, pemerintah, dan sektor swasta merupakan kunci untuk memajukan industri pertambangan di Indonesia. "Kesempatan emas ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menciptakan ekosistem pertambangan yang berkelanjutan dan berdaya saing," pungkasnya.

Dalam konteks ini, peran kampus sebagai inkubator inovasi dan pengembang sumber daya manusia yang unggul semakin diperjelas. Pemerintah berharap, dengan kolaborasi yang erat dan efektif, industri pertambangan Indonesia dapat mencapai kinerja yang optimal, tidak hanya dari segi ekonomi tetapi juga dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

Terkini